Dapatkan harga terbaik, konsultasi terbaik & keamanan produk di sini

Apa yang Dimaksud dengan Padatan Tersuspensi dalam Air? Nilai Baku Mutu TSS untuk Air Bersih, Hubungan Kekeruhan dengan TSS, dan Peran Pasir Silika sebagai Media Filter untuk Menurunkan TSS

Harga Pasir Silika Per Ton, Jual Pasir Silika, Apa Itu Pasir Silika, Harga Pasir Silika Per Karung, Harga Pasir Silika Per Kg, Pasir Silika Coklat, Harga Pasir Silika Aquarium, Harga Pasir Silika Aquascape, Harga Pasir Silika Bandung, Harga Pasir Silika Coklat, Harga Pasir Silika Dan Karbon Aktif, Harga Pasir Silika Halus, Harga Pasir Silika Hitam, Harga Pasir Silika Kasar, Harga Pasir Silika Lampung, Harga Pasir Silika Per Kilo, Harga Pasir Silika Per Kubik, Harga Pasir Silika Per Ton 2019, Harga Pasir Silika Putih, Harga Pasir Silika Surabaya, Harga Pasir Silika Tuban, Harga Pasir Silika Untuk Aquarium, Harga Pasir Silika Untuk Aquascape, Harga Pasir Silika Untuk Sandblasting
  1. Apa yang Dimaksud dengan Padatan Tersuspensi dalam Air?
  2. Berapa TSS air bersih? Nilai baku mutu kadar TSS untuk air bersih yaitu maksimal sebesar 50 mg/l
  3. Apakah kekeruhan sama dengan TSS? Nilai kekeruhan (turbidity) diukur dalam NTU sementara TSS diukur dalam ppm atau mg/l. Kedua parameter ini saling terkait, semakin tinggi kekeruhan umumnya semakin keruh air
  4. Media filter untuk menurunkan TSS adalah pasir silika karena dapat menyaring tanah dan sedimen yang tersuspensi dalam air

Apa yang Dimaksud dengan Padatan Tersuspensi dalam Air?

Padatan tersuspensi dalam air, atau sering disebut sebagai TSS (Total Suspended Solids), adalah partikel-partikel padat yang berada dalam suspensi di dalam air. Partikel ini tidak larut dalam air dan dapat berupa berbagai jenis material, seperti tanah, debu, lumpur, alga, serta sisa-sisa organik dan anorganik. Padatan ini dapat terbentuk dari proses erosi tanah, limbah industri, atau bahan organik yang terurai. Keberadaan padatan tersuspensi mempengaruhi kualitas air dan seringkali menjadi indikator utama dalam penilaian kebersihan dan keamanan sumber air.

Karakteristik Padatan Tersuspensi

Padatan tersuspensi memiliki beberapa karakteristik penting yang mempengaruhi kualitas air:

  • Ukuran Partikel: Padatan tersuspensi dapat bervariasi dalam ukuran dari yang sangat kecil (mikron) hingga yang lebih besar. Ukuran partikel ini mempengaruhi cara partikel tersebut terdistribusi dalam air dan bagaimana mereka dapat dihilangkan atau disaring.
  • Kepadatan dan Berat Jenis: Kepadatan partikel padatan tersuspensi mempengaruhi sejauh mana partikel ini akan mengendap di dasar wadah atau tetap tersuspensi dalam aliran air. Partikel dengan kepadatan tinggi biasanya lebih cepat mengendap dibandingkan dengan yang memiliki kepadatan rendah.
  • Komposisi Kimia: Komposisi kimia dari padatan tersuspensi dapat bervariasi, tergantung pada sumbernya. Misalnya, padatan dari limbah industri mungkin mengandung bahan kimia berbahaya, sementara padatan organik dapat mengandung bahan organik yang terurai.

Pengaruh Padatan Tersuspensi terhadap Kualitas Air

Keberadaan padatan tersuspensi dalam air dapat mempengaruhi kualitas air secara signifikan:

  • Kekeruhan: Padatan tersuspensi seringkali menyebabkan air menjadi keruh. Kekeruhan ini diukur menggunakan alat pengukur turbidity dan dapat mempengaruhi penampilan serta kejernihan air. Kekeruhan yang tinggi dapat mengindikasikan adanya kontaminan dan mempengaruhi kemampuan air untuk menyerap cahaya.
  • Kualitas Estetika: Air yang mengandung banyak padatan tersuspensi biasanya memiliki penampilan yang kotor atau keruh, yang dapat mengurangi nilai estetika air, baik untuk penggunaan domestik maupun industri.
  • Pengaruh Terhadap Proses Pengolahan Air: Padatan tersuspensi dapat mempengaruhi efisiensi proses pengolahan air. Misalnya, dalam sistem filtrasi, padatan yang tinggi dapat mempercepat pemakaian filter dan mengurangi efektivitas sistem dalam menghilangkan kontaminan.
  • Potensi Bahaya Kesehatan: Beberapa padatan tersuspensi dapat membawa patogen atau bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi atau terpapar dalam jangka panjang.

Metode Pengukuran Padatan Tersuspensi

Padatan tersuspensi dalam air biasanya diukur menggunakan beberapa metode:

  • Metode Gravimetri: Dalam metode ini, sampel air diambil dan disaring melalui filter. Filter yang berisi padatan tersuspensi kemudian dikeringkan dan ditimbang untuk menentukan jumlah padatan dalam sampel air.
  • Metode Turbiditas: Alat pengukur turbidity digunakan untuk mengukur sejauh mana cahaya dipantulkan oleh partikel-partikel padat dalam air. Meskipun ini tidak memberikan pengukuran langsung dari TSS, turbidity sering kali berkorelasi dengan konsentrasi padatan tersuspensi.
  • Metode Kekeruhan Langsung: Mengukur kekeruhan secara langsung dapat memberikan indikasi umum mengenai jumlah padatan tersuspensi, terutama untuk aplikasi yang memerlukan kontrol kualitas air yang ketat.

Penanganan dan Pengurangan Padatan Tersuspensi

Untuk mengurangi padatan tersuspensi dalam air, berbagai teknik dan peralatan dapat digunakan:

  • Filtrasi: Menggunakan media filter seperti pasir silika, karbon aktif, atau membran khusus dapat efektif dalam menyaring padatan tersuspensi dari air.
  • Pemendapan: Teknik ini melibatkan pengendapan partikel berat di dasar wadah air melalui gravitasi. Seringkali digunakan sebagai langkah awal sebelum proses filtrasi lebih lanjut.
  • Koagulasi dan Flokulasi: Proses ini melibatkan penambahan bahan kimia koagulan yang menyebabkan partikel kecil bergabung membentuk flok yang lebih besar, yang kemudian dapat dihilangkan melalui pemendapan atau filtrasi.

Pemahaman mengenai padatan tersuspensi dalam air adalah penting untuk berbagai aplikasi, mulai dari pengolahan air minum hingga pengelolaan limbah industri. Dengan mengidentifikasi dan mengelola padatan ini, kita dapat mengecek kualitas air yang lebih baik dan aman digunakan dalam berbagai keperluan.

Berapa TSS Air Bersih? Nilai Baku Mutu Kadar TSS untuk Air Bersih yaitu Maksimal Sebesar 50 mg/l

Padatan tersuspensi total (TSS) adalah ukuran konsentrasi partikel padat yang terdapat dalam air. TSS mencakup berbagai jenis partikel, seperti tanah, debu, alga, dan bahan organik lainnya yang terjebak dalam air. Kadar TSS yang tinggi dapat mengindikasikan adanya pencemaran atau ketidakmurnian dalam sumber air. Oleh karena itu, memahami standar baku mutu untuk TSS sangat penting untuk menjaga kualitas air dan kesehatan lingkungan.

Standar Baku Mutu TSS untuk Air Bersih

Dalam pengelolaan kualitas air, standar baku mutu untuk TSS menentukan batas maksimum konsentrasi padatan tersuspensi dalam air bersih agar air tetap layak digunakan. Untuk air bersih, standar baku mutu TSS umumnya ditetapkan maksimal sebesar 50 mg/l. Ini berarti bahwa dalam satu liter air bersih, jumlah padatan tersuspensi tidak boleh melebihi 50 miligram.

Nilai batas ini dirancang untuk mengecek bahwa air yang digunakan untuk konsumsi, keperluan industri, atau keperluan lainnya tidak mengandung partikel padat dalam konsentrasi yang dapat mempengaruhi kualitas air dan proses penggunaannya. Angka ini juga membantu dalam pengendalian pencemaran dan perlindungan terhadap kesehatan manusia serta ekosistem.

Pengaruh Kadar TSS Terhadap Kualitas Air

Kadar TSS dalam air memiliki dampak signifikan terhadap kualitas air, baik dari segi estetika maupun fungsional:

  • Kekeruhan: Tingginya kadar TSS biasanya menyebabkan air menjadi keruh. Kekeruhan ini tidak hanya mempengaruhi penampilan air tetapi juga dapat mengurangi penetrasi cahaya yang diperlukan oleh organisme aquatik untuk fotosintesis.
  • Kualitas Estetika: Air dengan kadar TSS tinggi seringkali memiliki tampilan yang tidak bersih atau tidak jernih. Ini dapat mengurangi daya tarik visual dari sumber air tersebut, terutama untuk penggunaan domestik dan komersial.
  • Pengaruh Terhadap Proses Pengolahan: Kadar TSS yang tinggi dapat mempengaruhi efisiensi sistem pengolahan air. Misalnya, filter dapat cepat tersumbat dan membutuhkan penggantian lebih sering, serta proses pemurnian menjadi kurang efektif.
  • Potensi Bahaya Kesehatan: Beberapa partikel padat dalam air dapat mengandung patogen atau bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi atau terpapar.

Metode Pengukuran TSS

Pengukuran kadar TSS dalam air dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan:

  • Metode Gravimetri: Salah satu metode paling umum adalah dengan menyaring air melalui filter, kemudian mengeringkan filter tersebut dan menimbangnya untuk menentukan berat padatan yang tertahan. Metode ini sangat akurat tetapi memerlukan waktu dan peralatan khusus.
  • Metode Kekeruhan: Mengukur kekeruhan air menggunakan alat pengukur turbidity dapat memberikan indikasi tentang konsentrasi TSS. Meskipun tidak memberikan pengukuran langsung dari TSS, pengukuran turbidity seringkali berkorelasi dengan tingkat TSS dalam air.
  • Metode Fotometri: Beberapa sistem fotometri dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi padatan tersuspensi dengan mengukur perubahan cahaya yang dipantulkan atau diserap oleh partikel dalam air.

Penanganan dan Pengurangan TSS

Untuk mengurangi kadar TSS dalam air, berbagai metode dan teknologi dapat diterapkan, tergantung pada sumber dan jenis partikel yang terdapat dalam air:

  • Filtrasi: Menggunakan media filter seperti pasir silika atau karbon aktif untuk menyaring padatan tersuspensi dari air. Sistem filtrasi yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan sebagian besar partikel padat dari air.
  • Pemendapan: Teknik pemendapan melibatkan membiarkan partikel berat mengendap di dasar wadah melalui gravitasi. Ini sering digunakan sebagai tahap awal sebelum proses filtrasi lebih lanjut.
  • Koagulasi dan Flokulasi: Proses koagulasi dan flokulasi melibatkan penambahan bahan kimia koagulan untuk mengikat partikel kecil menjadi flok yang lebih besar, yang kemudian dapat dihilangkan melalui pemendapan atau filtrasi.

Menjaga kadar TSS dalam batas yang ditetapkan sangat penting untuk mengecek kualitas air yang bersih dan aman digunakan. Dengan memahami standar baku mutu untuk TSS, pengelola air dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kualitas air dan mengecek bahwa air tetap layak untuk konsumsi dan berbagai keperluan lainnya. Menggunakan metode pengukuran yang tepat dan teknik pengolahan yang efektif dapat membantu dalam mengelola kadar TSS dan meningkatkan kualitas air secara keseluruhan.

Apakah Kekeruhan Sama dengan TSS? Nilai Kekeruhan (Turbidity) diukur dalam NTU sementara TSS diukur dalam ppm atau mg/l. Kedua Parameter Ini Saling Terkait, Semakin Tinggi Kekeruhan Umumnya Semakin Keruh Air

Kekeruhan dan padatan tersuspensi total (TSS) adalah dua parameter penting dalam penilaian kualitas air, namun keduanya mengukur aspek yang berbeda dari air dan memiliki satu sama lain saling terkait. Memahami perbedaan dan hubungan antara kekeruhan dan TSS dapat membantu dalam pengelolaan kualitas air dan proses pemurnian.

Kekeruhan (Turbidity)

Kekeruhan, atau turbidity, adalah ukuran seberapa keruh atau jernihnya air. Kekeruhan diukur dalam satuan Nephelometric Turbidity Units (NTU). Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air yang menghalangi jalannya cahaya. Semakin banyak partikel yang ada, semakin besar penghalang terhadap cahaya, dan semakin tinggi nilai kekeruhan.

Partikel yang menyebabkan kekeruhan bisa berupa:

  • Tanah: Partikel tanah yang terbawa ke dalam air dari aliran permukaan atau erosi.
  • Plankton: Mikroorganisme seperti alga dan fitoplankton yang hidup dalam air.
  • Partikel Organik: Bahan organik yang terurai seperti sisa-sisa tanaman atau hewan.
  • Material Buatan: Partikel buatan manusia seperti limbah industri atau partikel dari kegiatan konstruksi.

Kekeruhan yang tinggi dapat mempengaruhi estetika air, serta mempengaruhi proses pengolahan air dan kesehatan ekosistem. Untuk air minum, kekeruhan yang tinggi dapat menandakan adanya kontaminan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Padatan Tersuspensi Total (TSS)

Padatan tersuspensi total (TSS) mengukur jumlah total partikel padat yang terlarut dalam air, dan biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (parts per million) atau mg/l (miligram per liter). TSS mencakup berbagai partikel seperti:

  • Tanah dan Sedimen: Partikel tanah yang berasal dari erosi atau pencemaran tanah.
  • Bahan Organik: Bahan organik yang tidak terlarut seperti sisa-sisa vegetasi atau organisme mati.
  • Partikel Buatan: Material dari limbah industri atau buangan lainnya.

TSS memberikan gambaran tentang jumlah total padatan dalam air, yang dapat mempengaruhi kualitas air dan proses pengolahan. Kadar TSS yang tinggi dapat mengindikasikan adanya pencemaran atau proses yang tidak efisien dalam sistem pengolahan air.

Perbedaan dan Hubungan antara Kekeruhan dan TSS

Meskipun kekeruhan dan TSS seringkali saling terkait, keduanya mengukur aspek yang berbeda dari kualitas air:

  • Kekeruhan: Mengukur seberapa banyak cahaya yang terhalang oleh partikel dalam air. Ini lebih berfokus pada dampak visual dan pengaruh terhadap proses biologis di dalam air.
  • TSS: Mengukur jumlah total padatan padat dalam air, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, tanpa memperhitungkan seberapa besar pengaruhnya terhadap cahaya.

Namun, kedua parameter ini seringkali berhubungan karena partikel yang menyebabkan kekeruhan juga merupakan bagian dari TSS. Artinya, semakin tinggi nilai kekeruhan, umumnya semakin tinggi juga kadar TSS dalam air. Ini terjadi karena partikel yang menyebabkan kekeruhan biasanya merupakan bagian dari TSS, sehingga mengukur satu parameter dapat memberikan indikasi tentang parameter lainnya.

Pengukuran dan Pengelolaan Kekeruhan dan TSS

Pengukuran kekeruhan dilakukan menggunakan alat yang disebut turbidimeter, yang mengukur seberapa banyak cahaya yang terhambat oleh partikel dalam air. Pengukuran TSS dilakukan dengan menyaring air melalui filter, mengeringkan filter tersebut, dan menimbang berat padatan yang tertahan.

Dalam pengelolaan kualitas air, penting untuk memantau dan mengendalikan kedua parameter ini untuk mengecek air tetap bersih dan aman. Beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi kekeruhan dan TSS dalam air meliputi:

  • Filtrasi: Menggunakan media filter seperti pasir atau karbon aktif untuk menghilangkan partikel padat dari air.
  • Pemendapan: Membiarkan partikel berat mengendap di dasar wadah melalui gravitasi sebelum proses pengolahan lebih lanjut.
  • Koagulasi dan Flokulasi: Menambahkan bahan kimia koagulan untuk mengikat partikel kecil menjadi flok yang lebih besar, yang kemudian dapat dihilangkan melalui pemendapan atau filtrasi.

Memahami perbedaan dan hubungan antara kekeruhan dan TSS sangat penting dalam pengelolaan kualitas air. Meskipun keduanya mengukur aspek yang berbeda, keduanya memberikan informasi yang berguna untuk menilai dan meningkatkan kualitas air. Dengan pemantauan yang tepat dan penggunaan metode pengolahan yang sesuai, kualitas air dapat dipertahankan dalam batas yang aman dan memadai untuk berbagai keperluan.

Media Filter untuk Menurunkan TSS adalah Pasir Silika karena Dapat Menyaring Tanah dan Sedimen yang Tersuspensi dalam Air

Padatan tersuspensi total (TSS) dalam air adalah salah satu parameter kunci dalam penilaian kualitas air, yang mencakup berbagai partikel padat yang terlarut. Untuk mengurangi TSS, berbagai metode dan media filter digunakan, dan salah satu media filter yang paling efektif adalah pasir silika. Pasir silika dikenal karena kemampuannya dalam menyaring tanah dan sedimen yang tersuspensi dalam air, yang membuatnya menjadi pilihan populer dalam sistem filtrasi.

Apa itu Pasir Silika?

Pasir silika adalah jenis pasir yang terdiri dari partikel-partikel silika (silicon dioxide). Pasir ini memiliki ukuran partikel yang bervariasi, mulai dari kasar hingga halus, dan umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sistem filtrasi air. Pasir silika sering kali ditemukan dalam formasi geologi dan merupakan komponen utama dalam banyak filter air.

Keunggulan Pasir Silika dalam Filtrasi Air

Pasir silika memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya pilihan utama dalam sistem filtrasi air:

  • Efektivitas dalam Menyaring Partikel: Pasir silika efektif dalam menyaring berbagai ukuran partikel, termasuk tanah, sedimen, dan material organik yang tersuspensi dalam air. Struktur pori-pori pasir silika memungkinkan penangkapan partikel-partikel ini dengan efisiensi tinggi.
  • Stabilitas Kimia: Pasir silika tidak reaktif terhadap bahan kimia dalam air, sehingga tidak mempengaruhi kualitas air yang difiltrasi. Ini menjadikannya stabil dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi.
  • Durabilitas: Pasir silika memiliki daya tahan yang baik terhadap keausan dan korosi, sehingga dapat bertahan lama dalam sistem filtrasi tanpa memerlukan penggantian yang sering.
  • Biaya Efisien: Pasir silika umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan media filter lainnya, menjadikannya solusi yang cost-effective untuk pengurangan TSS.

Bagaimana Pasir Silika Menyaring TSS?

Proses penyaringan dengan pasir silika melibatkan beberapa langkah yang mengecek bahwa partikel-partikel padat dalam air dapat dihilangkan secara efektif:

  • Penyaringan Kasar: Saat air mengalir melalui lapisan pasir silika, partikel-partikel besar dan kasar akan tertangkap di permukaan dan dalam pori-pori pasir. Proses ini mengurangi jumlah partikel besar yang terdapat dalam air.
  • Penyaringan Halus: Pasir silika juga menangkap partikel yang lebih kecil yang mungkin lolos pada tahap penyaringan kasar. Pori-pori kecil di antara butiran pasir mampu menahan partikel-partikel halus, termasuk tanah dan sedimen kecil.
  • Pemanfaatan Gaya Gravitasi: Ketika air mengalir melalui lapisan pasir silika, gaya gravitasi membantu dalam proses pemisahan partikel dari aliran air, sehingga partikel tersebut tertahan di dalam media filter.

Proses Filtrasi dengan Pasir Silika

Proses filtrasi dengan pasir silika biasanya dilakukan dalam sistem filter yang dirancang khusus. Sistem ini umumnya terdiri dari beberapa komponen:

  • Tank Filtrasi: Tempat di mana pasir silika ditempatkan dan air mengalir melalui lapisan pasir. Tank ini dapat berupa tangki vertikal atau horizontal tergantung pada desain sistem filtrasi.
  • Distribusi Air: Sistem distribusi mengecek bahwa air mengalir merata melalui lapisan pasir silika, sehingga proses penyaringan terjadi secara efektif.
  • Pengumpulan Air Bersih: Setelah proses penyaringan, air yang telah dibersihkan dikumpulkan dan dialirkan keluar dari sistem filter. Ini mengecek bahwa hanya air yang bebas dari partikel padat yang dikeluarkan.

Perawatan dan Pemeliharaan Filter Pasir Silika

Untuk mengecek bahwa filter pasir silika berfungsi dengan optimal, perawatan dan pemeliharaan rutin diperlukan. Beberapa langkah penting meliputi:

  • Backwash: Proses backwash adalah metode pembersihan filter dengan membalik aliran air untuk menghilangkan kotoran dan partikel yang tertahan di dalam pasir. Ini membantu menjaga kinerja filter dan memperpanjang umur media filter.
  • Pengecekan Berkala: Memeriksa kondisi pasir silika secara berkala untuk mengecek tidak ada kerusakan atau penurunan performa. Jika perlu, pasir yang sudah kotor atau rusak harus diganti.
  • Penggantian Pasir: Setelah periode penggunaan tertentu, pasir silika mungkin perlu diganti sepenuhnya untuk mengecek efektivitas penyaringan tetap optimal.

Pasir silika adalah media filter yang sangat efektif dalam mengurangi padatan tersuspensi total (TSS) dalam air. Kemampuannya dalam menyaring tanah dan sedimen menjadikannya pilihan populer untuk berbagai aplikasi filtrasi. Dengan memahami cara kerja, keunggulan, dan perawatan sistem filter pasir silika, Anda dapat mengecek kualitas air yang lebih baik dan sistem filtrasi yang lebih efisien.

Ady Water, Supplier Pasir Silika

Ady Water adalah distributor media filter air dan media filter gas di Indonesia. Jangan lewatkan kesempatan untuk memastikan kebutuhan rumah tangga atau industri Anda terpenuhi melalui produk-produk berkualitas dari Ady Water.

Hubungi kami di:

  • Kontak WA sales Pak Fajri: 0821 4000 2080
  • Email: adywater@gmail.com

Alamat Ady Water:

  • Kantor pusat di Bandung: Jalan Mande Raya No. 26, RT/RW 01/02 Cikadut-Cicaheum, Bandung 40194
  • Kantor cabang di Jakarta Timur: Jalan Tanah Merdeka No. 80B, RT.15/RW.5 Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur 13830
  • Kantor cabang di Surabaya: Kupang Panjaan I No.18, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur 60264

Produk Ady Water meliputi

  • Pasir Silika / Pasir Kuarsa
  • Karbon Aktif / Arang Aktif
  • Pasir Aktif
  • Pasir MGS
  • Pasir Zeolit
  • Pasir Antrasit
  • Pasir Garnet
  • Tawas
  • PAC
  • Tabung Filter Air
  • Lampu UV Sterilisasi Air
  • Ozone Generator
  • Molecular Sieve dan Carbon Molecular Sieve
  • Activated Alumina
  • Katalis Desulfurisasi
  • Ceramic Ball

Ady Water berdiri sejak 2012. Kami telah melayani lebih dari 7000 customer baik industri maupun rumah tangga. Diantara customer yang sudah pernah beli / berlangganan ke Ady Water:

  • PDAM di berbagai kota di Indonesia
  • PLTU di berbagai kota di Indonesia
  • Industri Petrokimia
  • Industri AMDK
  • Industri Food & Beverage
  • Industri Farmasi
  • Industri Bahan Kimia
  • Industri Minyak dan Gas
  • Hotel
  • Restauran
  • Kolam Renang
  • Depot Air Minum Isi Ulang
  • Tempat Ibadah
  • Universitas, Sekolah, dan Pesantren
  • Rumah Tangga

Dan jika Bapak Ibu ingin mengetahui lebih lanjut tentang produk Ady Water, silahkan cek katalog kami di link berikut ini.

Catalog